3. Sopan
Cerita ini berangkat dari pengalaman seorang remaja yang berasal dari keluarga penganut paham Kejawen. Sejak kecil, dia sudah terbiasa melihat hal-hal gaib di sekitarnya. Mawar dan Dewi adalah dua sahabatnya sedari SMA.
Suatu sore jelang Maghrib, mereka bertiga hendak pulang usai mengikuti kegiatan tambahan. Mereka pun melewati dua jalur sebelum tiba di gerbang depan. Jalur singkat yang memotong itu harus melewati gang sempit atau jalur panjang yang mengitari lapangan sepak bola sekolah mereka.
Remaja itu pun sering melihat ada sesosok makhluk di gang sempit itu. Dia pun memperingatkan kedua temannya untuk tidak lewat jalur itu supaya 'tidak mengganggu'. Dewi langsung paham, namun Mawar tetap keukeuh lewat jalan itu, bahkan sambil bernyanyi. Mereka pun akhirnya bertemu di gerbang sekolah.
Mawar sengaja melakukan itu, hanya untuk membuktikan bahwa apa yang dikatakan dua temannya itu tidak benar. Tapi keesokan paginya, Mawar tiba-tiba muncul di depan rumah gadis remaja itu sambil menangis terisak-isak. Rupanya, Mawar diikuti oleh seorang wanita, pria, anak kecil, dan nenek-nenek. Mereka semua adalah makhluk gaib yang selepas pulang sekolah kemarin mengikuti Mawar.
Gadis itu pun membawa Mawar kepada pamannya yang seorang paranormal untuk ditolong. Setelah dilihat, paranormal itu mengatakan bahwa makhluk-makhluk yang mengikuti Mawar tidak berniat jahat, justru mereka ingin mengajarinya supaya lebih sopan.